Pemerintah Jakarta akan membangun flyover atau jalan layang Casablanca. Jalan yang akan dibangun digadang-gadang bisa menyelesaikan kemacetan di Jakarta.
Jalan layang akan membentang dari Tanah Abang, Jakarta Pusat sampai Pondok Kopi, Jakarta Timur. Jalan ini panjangnya mencapai 5 kilometer. Namun yang baru akan dilakukan pembangunannya sepanjang 1,8 kilometer. Yakni dari Jalan Satrio hingga Mas Mansyur.
Jalan layang ini juga berada 12 meter di atas tanah dan untuk bagian di atas terowongan Casablanca dinaikkan hingga 20 meter di atas tanah karena adanya monorel.
Ditargetkan dilaksanakan selama 630 hari atau 1 tahun 7,5 bulan dengan masa perawatan selama 180 hari. Total nilai proyek pembangunan sebesar Rp737 miliar.
Untuk jalan layang Casablanca hingga Jalan Dr Satrio akan dibuat sumur resapan agar air dapat jatuh ke tanah dan tidak langsung masuk ke saluran. Sumur resapan memuat air pada hujan lebat hingga 2 jam, lebih dari itu air akan masuk langsung ke saluran.
Selain itu, ruas jalan layangnya juga diberikan jarak 2 meter agar cahaya matahari dapat tetap terkena tanaman di bawahnya.
Kawasan Casablanca memiliki aktivitas lalulintas yang sangat tinggi, maka selama pembangunan dipastikan macet parah. Sistem buka tutup jalan hanya satu-satunya cara. "Tidak akan mungkin diberlakukan sistem pengalihan jalan," ujar Kepal Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo.
Masyarakat diimbau untuk mencari jalan alternatif lain apabila tidak ingin terjebak kemacetan selama pembangunan berlangsung. "Risikonya memang seperti itu kalau ada pembangunan. Tidak ada pengalihan jalan, semua jalan sudah penuh juga," ujarnya.
DKI Jakarta akan membangun flyover atau jalan layang Casablanca. Jalan yang akan dibangun digadang-gadang bisa menyelesaikan kemacetan di Jakarta.
Jalan layang akan membentang dari Tanah Abang, Jakarta Pusat sampai Pondok Kopi, Jakarta Timur. Jalan ini panjangnya mencapai 5 kilometer.
Namun yang baru akan dilakukan pembangunannya sepanjang 1,8 kilometer. Yakni dari Jalan Satrio hingga Mas Mansyur.
Jalan layang ini akan menggunakan konstruksi beton. Yakni, dengan pondasi bored pile, pier beton, portal beton dan box girder segmental.
Jalan layang ini juga berada 12 meter di atas tanah dan untuk bagian di atas terowongan Casablanca dinaikkan hingga 20 meter di atas tanah karena adanya monorel.
Ditargetkan dilaksanakan selama 630 hari atau 1 tahun 7,5 bulan dengan masa perawatan selama 180 hari. Total nilai proyek pembangunan sebesar Rp737 miliar.
Untuk jalan layang Casablanca hingga Jalan Dr Satrio akan dibuat sumur resapan agar air dapat jatuh ke tanah dan tidak langsung masuk ke saluran. Sumur resapan memuat air pada hujan lebat hingga 2 jam, lebih dari itu air akan masuk langsung ke saluran.
Selain itu, ruas jalan layangnya juga diberikan jarak 2 meter agar cahaya matahari dapat tetap terkena tanaman di bawahnya.
Kawasan Casablanca memiliki aktivitas lalulintas yang sangat tinggi, maka selama pembangunan dipastikan macet parah. Sistem buka tutup jalan hanya satu-satunya cara. "Tidak akan mungkin diberlakukan sistem pengalihan jalan," ujar Kepal Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo.
Masyarakat diimbau untuk mencari jalan alternatif lain apabila tidak ingin terjebak kemacetan selama pembangunan berlangsung. "Risikonya memang seperti itu kalau ada pembangunan. Tidak ada pengalihan jalan, semua jalan sudah penuh juga," ujarnya.
Proyek pembangunan jalan layang non tol Tanah Abang-Kampung Melayu sudah memasuki tahap pengeboran pondasi. Dinas Pekerjaan Umum telah berkordinasi dengan sejumlah instansi terkait atas pengerjaan ini.
Kepala Bidang Jembatan Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI, Novizal menjelaskan, upaya koordinasi dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya telah dilakukan. Mengingat, di sepanjang jalan layang itu terdapat utilitas pipa air baku dari Kalimalang ke Jalan Penjernihan, Pejompongan, Jakarta Pusat. Sehingga pengeboran pondasi belum dapat dilakukan.
"Kami belum bisa lakukan pengeboran untuk tiang bor, khususnya di kawasan Casablanca. Karena masalah utilitasi di kawasan jalan layang ini lebih rumit dan kompleks dibandingkan jalan layang Antasari-Blok M," kata dia.
Namun saat ini, pemindahan utilitas sedang diupayakan diselesaikan secepatnya, sehingga pekan depan pengeboran sudah bisa dilakukan.
Sementara terkait masalah dampak lingkungan terkait pembangunan proyek ini sebelumnya, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI, Eri Basworo, mengklaim bahwa pembangunan jalan layang Tanah Abang- Kampung Melayu telah memikirkan dampak lingkungan.
Hal itu sesuai dengan permintaan Gubernur DKI, Fauzi Bowo untuk membangun jalan layang dengan ketinggian 10 meter. Sehingga dapat dimungkinkan dilakukan penanaman pohon di bawahnya.
"Dengan tinggi yang demikian maka jalan layang tidak akan menghalangi sinar matahari masuk ke bawah jalan layang. Sehingga pohon dapat tumbuh," ujarnya.
Selain itu, pihaknya juga membangun sumur resapan agar air dapat jatuh ke tanah dan tidak langsung masuk ke saluran. Sumur resapan memuat air pada hujan lebat hingga 2 jam, lebih dari itu air akan masuk langsung ke saluran. Selain itu, ruas jalan layangnya juga diberikan jarak 2 meter agar cahaya matahari dapat tetap terkena tanaman di bawahnya.
Untuk pembangunan jalan layang Kampung Melayu-Tanah Abang sepanjang 2,3 kilometer, yang baru akan dilakukan pembangunannya sepanjang 1,8 kilometer yaitu Jalan Satrio hingga Mas Mansyur.
Sedangkan Kampung Melayu dan Tanah Abang sepanjang 5 kilometer masih dilakukan tendernya. Jalan layang ini juga berada 12 meter di atas tanah dan untuk bagian di atas terowongan Casablanca dinaikkan hingga 20 meter di atas tanah karena adanya monorel.
Arus lalulintas di kawasan Casablanca, Jakarta Selatan, Selasa, 11 Desember 2011 pagi ini macet total. Kemacetan mulai sejak dari kawasan Pondok Kopi hingga ke Jalan Satrio.
Kemacetan salah satunya disebabkan dengan adanya proyek Pemerintah Jakarta yang tengah membangun flyover atau jalan layang Casablanca. Jalan yang akan dibangun digadang-gadang bisa menyelesaikan kemacetan di Jakarta hingga 30 persen.
Jalan layang akan membentang dari Tanah Abang, Jakarta Pusat sampai Pondok Kopi, Jakarta Timur. Jalan ini panjangnya mencapai 5 kilometer.
Kemacetan salah satunya disebabkan dengan adanya proyek Pemerintah Jakarta yang tengah membangun flyover atau jalan layang Casablanca. Jalan yang akan dibangun digadang-gadang bisa menyelesaikan kemacetan di Jakarta hingga 30 persen.
Jalan layang akan membentang dari Tanah Abang, Jakarta Pusat sampai Pondok Kopi, Jakarta Timur. Jalan ini panjangnya mencapai 5 kilometer.
Ditargetkan dilaksanakan selama 630 hari atau 1 tahun 7,5 bulan dengan masa perawatan selama 180 hari. Total nilai proyek pembangunan sebesar Rp737 miliar.
Untuk jalan layang Casablanca hingga Jalan Dr Satrio akan dibuat sumur resapan agar air dapat jatuh ke tanah dan tidak langsung masuk ke saluran. Sumur resapan memuat air pada hujan lebat hingga 2 jam, lebih dari itu air akan masuk langsung ke saluran.
Selain itu, ruas jalan layangnya juga diberikan jarak 2 meter agar cahaya matahari dapat tetap terkena tanaman di bawahnya.
Kawasan Casablanca memiliki aktivitas lalulintas yang sangat tinggi, maka selama pembangunan dipastikan macet parah. Sistem buka tutup jalan hanya satu-satunya cara. "Tidak akan mungkin diberlakukan sistem pengalihan jalan," ujar Kepal Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo.
Masyarakat diimbau untuk mencari jalan alternatif lain apabila tidak ingin terjebak kemacetan selama pembangunan berlangsung. "Risikonya memang seperti itu kalau ada pembangunan. Tidak ada pengalihan jalan, semua jalan sudah penuh juga," ujarnya.
Proyek jalan layang Casablanca memasuki tahap pembangunan fondasi tiang jalan. Itu sebabnya Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta semenjak pukul 06.00 WIB pagi ini, Selasa, 12 April 2011, menutup sebagian ruas jalan dari arah Sudirman ke Casablanca. Penutupan hanya diberlakukan sepanjang 70 meter. Artinya, jalan dari arah Tanah Abang via fly over Sudirman menuju Ambassador, Kuningan, dan Kampung Melayu masih bisa dilewati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar