Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menaikkan dana bergulir Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK) sebesar 100 persen menyusul tingginya animo masyarakat dalam memanfaatkan dana bergulir tersebut.
Jika dalam rentang 2008-2010 telah dialokasikan dana PEMK sebesar Rp 275 miliar, maka di tahun 2011 mendatang, dana itu akan ditambah lagi sebesar Rp 272 miliar sehingga total menjadi sebesar Rp 544 miliar.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta, Reynalda Madjid mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tetap melanjutkan program PEMK pada tahun anggaran 2011 mendatang dan jumlah alokasi dana bergulir itu akan naik hingga 100 persen.
Kebijakan tersebut ditempuh karena adanya rencana penyatuan alokasi dana program Bina Ekonomi yang terdapat dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) ke dalam program PEMK.
Mulai tahun depan, program bina ekonomi yang masih masuk dalam program PPMK yang sekarang ditangani Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Pemprov DKI Jakarta akan diserahkan ke dalam program PEMK yang dilaksanakan dinas kami, kata Reynalda, Minggu (17/10).
Penambahan alokasi dana tidak hanya didapatkan dari penyatuan dana bina ekonomi PPMK, tetapi juga dari saldo awal dana PEMK 2008-2010 yang diperkirakan akan tersisa Rp 90 miliar. Dari totaldana PEMK Rp 272,5 miliar, diprediksi total penyerapan pemberian dana PEMK kepada 267 kelurahan pada akhir tahun ini hanya mencapai Rp182,5 miliar.
Selama 267 kelurahan yang telah mempunyai Koperasi Jasa Keuangan tidak menambah jumlah dana PEMK hingga akhir tahun ini, maka kami prediksi sisa dana sebesar Rp 90 miliar. Sisa dana ini akan dijadikan saldo awal bagi dana PEMK dalam tahun anggaran 2011,katanya.
Pemprov DKI Jakarta, menurut Reynalda, tetap akan menjalankan program PEMK selama tiga tahun ke depan, yakni, 2011-2013 dengan menganggarkan dana PEMK dengan jumlah yang sama pada program PEMK 2008-2010 yaitu sebesar Rp 272 miliar. Dengan begitu, akan terjadi peningkatan jumlah dana PEMK sekitar 100 persen.
Program PEMK di tahun 2011 akan lebih difokuskan kepada 267 KJK kelurahan untuk menambah modal dana yang telah didapat pada tahun ini. Penambahan modal dana diharapkan membuat warga dapat meminjam jumlah dana yang lebih besar lagi dari sebelumnya.
Jika dalam rentang 2008-2010 telah dialokasikan dana PEMK sebesar Rp 275 miliar, maka di tahun 2011 mendatang, dana itu akan ditambah lagi sebesar Rp 272 miliar sehingga total menjadi sebesar Rp 544 miliar.
Kepala Dinas Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah dan Perdagangan (KUMKMP) DKI Jakarta, Reynalda Madjid mengatakan, Pemprov DKI Jakarta tetap melanjutkan program PEMK pada tahun anggaran 2011 mendatang dan jumlah alokasi dana bergulir itu akan naik hingga 100 persen.
Kebijakan tersebut ditempuh karena adanya rencana penyatuan alokasi dana program Bina Ekonomi yang terdapat dalam Program Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan (PPMK) ke dalam program PEMK.
Mulai tahun depan, program bina ekonomi yang masih masuk dalam program PPMK yang sekarang ditangani Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Keluarga Berencana Pemprov DKI Jakarta akan diserahkan ke dalam program PEMK yang dilaksanakan dinas kami, kata Reynalda, Minggu (17/10).
Penambahan alokasi dana tidak hanya didapatkan dari penyatuan dana bina ekonomi PPMK, tetapi juga dari saldo awal dana PEMK 2008-2010 yang diperkirakan akan tersisa Rp 90 miliar. Dari totaldana PEMK Rp 272,5 miliar, diprediksi total penyerapan pemberian dana PEMK kepada 267 kelurahan pada akhir tahun ini hanya mencapai Rp182,5 miliar.
Selama 267 kelurahan yang telah mempunyai Koperasi Jasa Keuangan tidak menambah jumlah dana PEMK hingga akhir tahun ini, maka kami prediksi sisa dana sebesar Rp 90 miliar. Sisa dana ini akan dijadikan saldo awal bagi dana PEMK dalam tahun anggaran 2011,katanya.
Pemprov DKI Jakarta, menurut Reynalda, tetap akan menjalankan program PEMK selama tiga tahun ke depan, yakni, 2011-2013 dengan menganggarkan dana PEMK dengan jumlah yang sama pada program PEMK 2008-2010 yaitu sebesar Rp 272 miliar. Dengan begitu, akan terjadi peningkatan jumlah dana PEMK sekitar 100 persen.
Program PEMK di tahun 2011 akan lebih difokuskan kepada 267 KJK kelurahan untuk menambah modal dana yang telah didapat pada tahun ini. Penambahan modal dana diharapkan membuat warga dapat meminjam jumlah dana yang lebih besar lagi dari sebelumnya.
Hutan bakau (mangrove) yang mengelilingi Pulau Lancang, Kelurahan Pulau Pari, Kepulauan Seribu Selatan kini dapat dinikmati dengan berjalan kaki. Ya, rimbunan pohon bakau ditambah aktfitas berbagai satwa liar itu sudah dilengkapi jembatan kayu sepanjang 50 meter dengan lebar 1,5 meter.
"Pembangunan jembatan bertujuan agar wisatawan yang datang ke Pulau Lancang dapat menikmati hutan bakau disini," ujar Dewan Kelurahan Pulau Pari, Masin kepada beritapulauseribu.com di Pulau Lancang, Rabu (3/11).
Dia mengatakan, pembangunan jembatan di hutan bakau itu menggunakan dana sosial program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK) tahun 2010. Diharapkan jembatan itu menjadi salah satu daya tarik wisata di Pulau Lancang. "Kami akan terus berupaya agar fasilitas wisata di Pulau Lancang bertambah," katanya.
Menurut Masin, warga di Pulau Lancang menyambut baik dan mendukung pembangunan jembatan itu. Karena hutan bakau yang ada di pantai barat pulau memiliki keragaman hayati yang patut dinikmati wisatawan. "Ini juga atas permintaan warga, karena hutan bakau selain mencegah abrasi juga dapat dimanfaakan untuk wisata observasi," tuturnya.
Hanapi (40) warga RT 01/02 Kelurahan Pulau Pari yang juga nelayan ini mengungkapkan, bahwa di dalam hutan bakau itu terdapat banyak spesies hewan yang cukup menarik. Utamanya, kata dia, jenis burung dan hewan melata. "Ada beberapa burung yang unik. Dan kalau kita beruntung bisa melihat
biawak," ujarnya.
Bagi anda yang akan mengunjungi atau akan kembali menikmati eksotika alam bahari Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, tidak perlu khawatir mencari tempat buang hajat bila kebelet ingin kebelakang. Pasalnya, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Pulau Tidung sedang membangun dua unit toilet umum di kawasan wisata 'Jembatan Cinta' Pulau Tidung tersebut.
Ketua LPM Kelurahan Pulau Tidung, Puadi mengungkapkan, pembangunan fasilitas umum ini diharapkan dapat bermanfaat bagi para wisatatawan yang berkunjung ke lokasi kawasan wisata Pulau Tidung. Karena toilet umum yang dibangun dapat digunakan untuk berbilas usai berenang. "Selain toilet, kami juga sedang membangun musholah di lokasi tersebut," ungkapnya kepada beritapulauseribu.com, Jumat (5/11).
Pembangunan toilet umum dan Musholah, kata dia, menggunakan anggaran sosial program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Kelurahan (PEMK) Pulau Tidung 2010, sebesar Rp 19 juta. Selain itu, biaya pembangunan juga didapat dari sumbangan pemilik agen perjalanan wisata. "Travel wisata juga membantu pembangunan fasilitas umum ini," tambahnya.
Imam (28) pelaku usaha Travel Wisata Pulau Tidung menyambut baik dengan pembangunan toilet dan musholah itu. Dia berharapa agar sarana umum ini dapat dijaga kebersihannya sehingga dapat dimanfaatkan oleh wisatawan yang datang. "Harapan saya agar sarana ini bisa dijaga dan dirawat, sehingga dapat membantu para wisatawan yang berkunjung ke lokasi wisata," tandasnya.sumber